Pepatah lama
mengatakan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar pula
peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan terbaik.
Sebaliknya,
sebuah penelitian yang digelar perusahaan perangkat lunak (software) dunia Qilk
justru menunjukkan Anda tidak memerlukan pendidikan tinggi bahkan untuk
memimpin sebuah perusahaan.
Mengutip
laman CNBC, Senin (9/6/2014), hampir 80% CEO terbaik di Asia bahkan
tidak menggenggam gelar master di bidang administrasi bisnis (MBA).
Tak hanya
itu, lebih dari dua per tiga CEO Asia meraih gelar masternya dari kawasan
domestik sementara sisanya dari perguruan tinggi asing.
"Tak
ada tren yang menunjukkan para CEO tersebut mengenyam ilmu dari luar negeri.
80% CEO terbaik bahkan tidak menggenggam gelar MBA, mengingat gelar tersebut
hanya bisa diperoleh jika bersekolah di luar negeri," ungkap Wakil
Presiden Qilk Asia Terry Smagh.
Sejauh ini,
hanya Hong Kong dan Singapura yang menunjukkan pentingnya meraih gelar master
bisnis dari luar negeri. Pasalnya, sebanyak 70% dari CEO di dua negara tersebut
meraih gelarnya dari perguruan tinggi asing.
Bekal
pengalaman juga tampak tidak menjadi syarat utama para CEO memimpin laju roda
perusahaan. Sebagian besar pemimpin perusahaan di Asia sebelumnya bekerja
sebagai direktur pelaksana atau direktur. Hanya 8,8 persen yang memiliki pengalaman
sebagai CEO.
Sebagian
besar CEO di Asia memiliki pengalaman di bidang keuangan, manufaktur dan
energi. Tapi CEO dengan latar belakang di luar sektor bisnis sangat jarang ada.
"Tak
ada jalur pengalaman yang sama. Di Australia dan Jepang, beberapa CEO bahkan
lulusan hukum dan antropologi. Jadi banyak darinya yang tidak memiliki
pengalaman sebagai CEO sebelumnya," ungkap Smagh.
Untuk
informasi, rata-rata CEO perusahaan di Asia baik pria dan wanita berusia 56
tahun. Qlik melakukan penelitian kepada 250 perusahaan di Asia Pasifik yang
masuk ke dalam 2013 Forbes Global 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar